top of page
Search

KAJIAN PERMASALAHAN & REKOMENDASI STRATEGI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DENGAN PENGUATAN PASCA LAHIR

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi

stunting di Indonesia sebesar 21,5%, dimana angka tersebut hanya turun tidak

signifikan sebesar 0,1% dibandingkan dengan hasil Survei Status Gizi

Indonesia (SSGI) di tahun 2022 yang sebesar 21,6%. Prevalensi

stunting di Indonesia yang masih berada pada angka 21,5% ini, lebih

tinggi dari standar World Health Organization (WHO) yang

mentargetkan di angka 20%. Menurut Bappenas, diperkirakan target

penurunan angka stunting yang dicanangkan Pemerintah menjadi

14% di tahun 2024, tidak akan tercapai. Bahkan bila melihat hasil SKI

tahun 2023, banyak kabupaten kota di pulau Jawa yang sebagai

penyumbang stunting terbesar, masih banyak yang mengalami

kenaikan, terutama banyak terjadi di Jawa Tengah dimana terdapat

18 Kabupaten/Kota yang naik prevalensinya dibanding tahun 2022,

disusul Jawa Timur dan Jawa Barat.


Kajian yang dilakukan oleh tim Bebas Stunting Indonesia (BEST) ini merupakan penelitian retrospektif balita stunting pada

tahun 2023 dengan membedah permasalahan stunting di 4

kabupaten yaitu di Kudus, Kendal, Bondowoso dan Purbalingga,

tentang bagaimana sosial ekonomi pendidikan, riwayat kehamilan

ibu, riwayat kelahiran dan pertumbuhan balita, riwayat rujukan dan

intervensi balita stunting serta tata kelola pencegahan dan

penurunan stunting di daerah tersebut baik secara teknis medis

maupun pemerintahan.


Kajian dilakukan dengan menggunakan desain studi mixed method

dengan tahapan studi kualitatif dan kuantitatif secara cross sectional

dengan total sampel 413 balita stunting dan dari data e-ppgbm tahun

2023 di 4 kabupaten Kudus, Kendal, Bondowoso dan Purbalingga.

Metode analisis yang digunakan menggunakan uji statistik analisis

regresi logistik bivariat (chi-square) dengan P<0,05 dinyatakan

sebagai bermakna.




 
 
 

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page